Mampu mengakui kesalahan itu MULIA

Menyadari bahwa kita sudah berbuat salah itu tidak sulit.  Biasanya secara otomatis, alat sensor alamiah yaitu hati nurani, akan mulai berbisik perlahan, bahwa something doesn't smell right. Ada sesuatu yang terasa mengganjal dan sepertinya perasaan hati berubah tidak nyaman. Bersyukurlah kalau kita masih bisa merasakan ketidak nyamanan karena sudah berbuat salah. Selamat.. artinya kita manusia yang memiliki hati nurani. Bahaya justru kalau alat sensor ini sudah tidak berfungsi, dan apapaun yang kita lakukan, kita merasa itu sudah paling benar, dan tidak mungkin keliru. Pernah ketemu dengan orang yang selalu merasa diri paling pintar, paling hebat, dan ide-nya selalu paling brilian, sehingga bicara dengannya, kadang bisa membuat anda meragukan kewarasan anda sendiri, sehingga bertanya dalam hati, " yang gila ini dia, atau saya yang mulai tidak waras ?." Dan pasti anda akan bahagia sekali ketika bertemu dengan pihak ketiga yang berbisik perlahan di telinga anda, " sudahlah, jangan diterusin, bisa gila sendiri kamu diskusi dengan dia!." Hah, rasanya seperti dapat lotere!. Ternyataaaaaa.... masih waras. Mengakui kekurangan dan menyadari kenyataan bahwakita pernah,  bisa , dan mungkin akan berbuat salah adalah sama dengan memproklamirkan diri kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling berakal budi. Kenyataan bahwa kita sekarang lebih pintar memilih yang baik bagi diri kita, adalah karena dulu kita pernah bodoh dan salah dalam memilih. Fakta bahwa kita sekarang lebih bisa tenang menghadapi segala sesuatu, termasuk menghadapi kritikan,  adalah mengakui bahwa dulu kita pernah membuang banyak waktu membalas menyerang yang mengkritik, tanpa bersikap tenang dan menginstrospeksi diri terlebih dahulu. Ilustrasi diatas yang saya kutip dari tokoh kartun favorit saya,  Snoopy dari group Peanuts oleh Charles M. Schulz, mengajarkan kepada saya satu hal penting yang memudahkan saya menghadapi kehidupan ini. Berhenti dan bertanyalah kepada diri sendiri... " Mungkinkah saya keliru ?". jawabannya tentu saja, sangat mungkin. Lha, namanya juga manusia yang meskipun bertambah tua bukan berarti tidak terus belajar setiap hari. Buku kehidupan ini akan kita tutup dan kita berhenti belajar ketika napas terakhir dihembuskan. Selama masih ada hayat dikandung badan, selama itu pula proses belajar-mengajar dalam hidup ini terus berlangsung.  Kadang kita menjadi guru, tidak jarang  juga kita perlu menjadi murid. Berbuat salah itu manusiawi. Melakukan kesalahan itu menandakan bahwa kita memiliki kekurangan dan perlu terus belajar memperbaiki diri sebagai manusia yang berakal budi. Kalau sudah tidak pernah merasa salah, berarti sudah tidak bisa membedakan mana yang salah dan mana yang benar, dan sensornya sudah tidak berbunyi meskipun batasan keliru itu sudah dilewati. Be careful.. be very careful when you feel that  you can do no wrong. You are being questioned as a human being. Lalu apa yang harus dilakukan jika sudah berbuat salah ?.  Sederhana sekali, dan saya pastikan dunia akan jauh lebih damai jika yang bersalah berani mengakui kesalahannya, dan menyejukkan perasaan semua orang dalam tiga patah kata ini :...maaf, saya salah. Barangkali inilah tiga patah kata yang paling memiliki pengaruh paling kuat selain Aku Cinta Kamu.. Menemukan si Mr Right, bukan berarti Mr Right itu bernama depan Always (atas nama persamaan gender, hal ini juga berlaku bagi Miss Right).  Bayangkan betapa menyebalkan melihat wanita cantik, atau pria tampan yang selalu merasa diri paling benar dan paling cakep. Justru ketika si tampan dan si cantik berani mengatakan dengan kerendahan hati dan ketulusan, "maaf, saya salah." akan menjadikan yang cantik dan yang tampan menjadi sempurna dalam ketidak sempurnaan. Artinya anda sedang melihat keindahan dari manusia yang hidup, dan bukan mannequin. Pengadilan kita mungkin tidak akan membuang banyak waktu dan mengumpulkan lebih banyak saksi dan bukti-butki seandainya para koruptor atau sang terdakwa dengan berani menyatakan, " Maaf, saya salah yang Mulia. Kata kata Maaf saya tidak tahu yang Mulia, menyebabkan KPK kita harus bekerja extra keras, dan memakan waktu dan biaya yang lebih banyak, padahal ujung ujungnya tetap terbukti bersalah. Yuk kita kembali kepada cara cara yang lebih sederhana menjalani hidup ini dengan berani mengakui kesalahan, dan meminta maaf. Tiga kata sederhana Maaf, saya salah akan banyak menghemat waktu dalam  perdebatan yang sia sia dan kehilangan esensi debat yang sebenarnya, hanya untuk membuktikan siapa yang lebih benar diantara yang (mungkin) tidak ada yang benar. Berbuat salah itu berarti kita masih hidup dan bernapas, dan siap menghadapi masa depan dengan lebih bijaksana dari  hari ke hari. Mengakui kesalahan itu mulia.., karena dengan mengakui kesalahan , kita menyatakan bahwa kita ini hanya manusia biasa yang bisa keliru, dan yang tidak pernah keliru  itu hanya Tuhan. Bukankah itu tujuan kita sebagai makhluk  ciptaan Tuhan yang mulia  ?. Memuliakan Tuhan lewat kehidupan nyata, dan mengakui bahwa kita bisa salah, dan yang selalu benar itu hanya Tuhan.

Sumber : https://www.kompasiana.com/amp/benedict/berbuat-salah-itu-manusiawi-mengakui-kesalahan-itu-mulia_551b90afa33311f728b659d4

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 pesan sebuah PENSIL

Apakah Tuhan Menciptakan Kejahatan?

Kesantunan dan Kesederhanaan